Minggu, 24 November 2013

Nashirulhaq = Penolong Kebenaran?



Mungkin kalian semua udah tahu kalau nama blog ini ‘Nashirulhaq’. Sesuatu yang gak istimewa sebenarnya, karena itu emang nama gua sebagai pemilik blog ini. Tapi kadang gua sendiri sebagai yang punya nama justru yang merasa aneh sama nama gua sendiri.
Yup, gua sepakat kalo emang hampir semua orang tua selalu ngasih nama yang baik yang bahkan sebagai doa bagi anak-anaknya. Gua sendiri juga nyadar kalo orang tua gua pun seperti itu. Kalo diartikan secara bahasa, ‘nashirulhaq’ berarti ‘penolong kebenaran’, bagus bukan?
Tapi seperti yang gua bilang tadi, ada yang ‘ngganjel’ bagi gua dari nama gua. Ya, soal kata ‘al-haq’ atau kebenaran. Jujur aja, sampai saat ini gua agak ‘gimana gitu’ sama yang namanya klaim kebenaran, entah dari suatu agama, aliran, teori, atau apapun yang akhirnya sampai menyalahkan hal-hal yang berlawanan sama apa yang dinyatakan sebagai kebenaran itu.
Gak tau sejak kapan, pokoknya dari waktu yang udah cukup lama, gua selalu bertanya-tanya, sebenernya apa sih kebenaran itu? Apa sih standar yang menjadi patokan untuk sesuatu dikatakan benar-salah? Dan masih banyak lagi deh.
Samapai akhirnya gua berkesimpulan, bahwa segala sesuatu itu bisa punya nilai kebenaran apabila sesuai dengan kenyataan. Ok fine, sampai disini mungkin masih biasa, tapi gua bertanya-tanya lagi, lalu gimana caranya kita memastikan sesuatu itu sesuai dengan kenyataan?. Sebenernya masalah mulai muncul dan emang intinya disini.
Untuk hal-hal yang bersifat eksakta, mungkin masalah ini gak terlalu terpikirkan, karena memang eksakta bisa menjadi teori stelah melalui berbagai macam observasi dengan berbagai percobaan variabelnya, meskipun gua juga gak begitu yakin kalo hal-hal eksak se-eksak (pasti) namanya. Buktinya? Banyak toh penemuan-penemuan ilmiah yang akhirnya terbantahkan setelah berabad-abad coba diuji ulang oleh ilmuwan-ilmuwan akhir, seperti teori geosentris ataupun penyataan bahwa atom merupakan benda terkecil di jagad.
Selain itu dalam hal eksakta toh juga masih banyak yang meragukannya dengan dalih ‘konspirasi’, kebohongan, atau lainnya. Contohnya, meskipun sejak 1969 Amerika udah menyatakan kalau Neil Amstrong udah sampai ke bulan, sebagian kalangan muslim masih menyangkal kebenaran hal itu dengan keyakinan pada QS Ar-Rahman; 33, dan mengatakan kalau itu cuma kebohongan Amerika.
Lagi-lagi pertanyaannya siapa yang benar dan siapa yang salah kan? Kalaupun ditanya soal ini gua juga akan ngomong gak tahu, toh semua kalo dipikir secara jernih dan gak pake pembelaan apapun ya mungkin-mungkin aja kan? Mungkin aja penafsirannya yang salah, atau memang kenatannya itu memang kebohongan Amerika kan? Ah entahlah, lagi-lagi disini soal kebenaran masih misterius dan semua kubu punya pembenaran masing-masing untuk mendukung pernyatannya. (Untuk soal penafsiran yang nisbi mungkin akan gua bahas lain waktu).
Itu baru masalah yang dianggap ekskak (pasti, Inggris=exact, red) lo ya. Belum soal masalah yang sangat nisbi, kayak klaim kebenaran agama, aliran, dll. Semuanya juga punya pembenaran masing-masing yang sama-sama masuk akal.
Tadi gua bilang kalo semua punya pembenaran masing-masing yang masuk akal. Contonya? Gua ambil contoh yang sederhana aja, antara teis dan ateis. Teis percaya kalo Tuhan itu ada, bisa aja kan? Trus ateis percaya kalo Tuhan itu nggak ada, dan semua ini terjadi secara kebetulan, bisa juga kan? Toh kalo pada kenyataan yang hakiki ternyata Tuhan emang gak ada, trus teis mau apa?
Trus contoh lain, banyak muslim percaya kalo keyakinan Kristen pada trinitas itu salah. Trus kalo seorang kristiani bilang bahwa Tuhan it nggak bisa dilogika, karena kesempurnaannya ia tidak bisa dinalar oleh manusia, jadi sah-sah saja kalo Tuhan itu trinitas alias 3 in 1. Kalo udah gitu yang muslim mau ngomong apa coba, toh Allah dalam kepercayaan Islam juga abstrak to? Dan kalau emang pada kenyataan yang hakiki emang Tuhan itu trinitas siapa yang tahu?.
Jadi kalo menurut gua, ada yang bisa memastikan kebenaran hakiki. Makanya yang harus kita sadari, kita harus membedakan mana yang disebut kebenaran dan mana yang disebut KEYAKINAN akan kebenaran. Kalo udah gini, gua yakin tiap orang akan menghargai keyakinan orang lain masing-masing dan gak akan memaksakan keyakinan akan kebenaran versi dia.
Ya, orang-orang yang sudah kebanyakan menelan doktrin tentu akan susah menerima kenyataan ini, bahwa sebenernya semua kepercayaan itu bisa benar dan bisa enggak. Dan semuanya juga logis serta punya pembenaran masing-masing.

201, 16112013, 12.16

Tidak ada komentar: